Friday 3 February 2017

SIAPA YG MULA MENGKAJI ILMU AURA?


Warna-warna dari aura ini, pertama kali mendapatkan perhatian oleh seorang dokter dari Arab, Ibnu Sina di tahun 980 - 1037. Beliau melakukan penelitian ilmiah tentang pentingnya warna dalam diagnosa dan pengubatan dari berbagai macam penyakit. Menurutnya juga, tanda-tanda dari penyakit dalam tubuh dapat dikenali dari warna yang dipancarkanya.
Ia juga menggunakan warna untuk terapi, contohnya warna merah yang ia gunakan untuk memperlancar sirkulasi darah, warna biru dan putih untuk memperlambat sikrulasi darah, serta warna kuning yang digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Sekitar abad ke-20, terapi warna mulai diteliti secara ilmiah dan mulai banyak digunakan untuk berbagai hal. Max, Luscher, mantan dosen psikologi dari Basle University, mengungkapkan bahwa warna yang dipilih oleh seseorang dapat menunjukan kondisi pikiran atau ketidakseimbangan dari kelenjar dalam tubuh. Karena hal itu, dapat dijadikan sebagai dasar untuk menganalisa secara fisik maupun psikis.
Sedangkan pada tahun 1990-an, para ilmuan yang waktu itu mengadakan pertemuan ilmuan tahunan "American Association for Advancement of Science" dan membahas tentang keberhasilan menggunakan cahaya biru dalam mengatasi masalah psikologi, termasuk kecanduan obat-obatan, impotensi, gangguan makanan, dan depresi. Dan ditemukan lagi bahwa cahaya merah ternyata sangat efektif untuk mengatasi migren dan kanker. Dan seiring berjalannya waktu, terapi warna pun diterima secara luas sebagai alat terapi dengan berbagai penggunaan yang bersifat medis.
Tidak hanya itu saja, warna merah juga dapat menungjukkan emosi yang lebih tinggi dan libido yang meledak-ledak. Sementara warna hijau mewakili karakter yang lebih tenang, stabil, dan berwibawa. Orange merupakan warna spriritual yang biasanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki kecerdasan atau kemampuan spriritual yang tinggi.
Sekian...salam jumaat😎